Minggu, 22 Juli 2012

Sibasoburning, Isterinya Guru Tatea Bulan


Pusuk BuhitSetelah Toga Datu (Guru Tatea Bulan) sampai di Sianjurmulamula beliau pun memperkuat parit (perbatasan kampungnya), mendirikan rumah tempat perteduhannya, mengerjakan kebun yang ditanami berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan seperti ubi jalar, talas, pisang, tebu, dll.
Dia juga memelihara tanaman khusus seperti rugi2, bane2, bonang2, sae2 dan juga berbagai macam tanaman yang bisa dipakai obat, pagar, dorma (jimat) sitogu harihir, dll. Setiap hari dia nmengurus kebunnya dia pun mendirikan sopo (rumah kecil tempat berteduh).
Ada juga Suku Asing yang bermukim di hutan sekitar Sianjurmulamula yang sudah terlebih dahulu bermukim di situ sebelum kedatangan si Raja Batak, tetapi mereka tinggal agak ke dalam di hutan belantara. Mereka tinggal berkelopok begitupun kalau mereka jalan2 laki, perempuan dan anak-anak selalu berkelompok sambil memegang giringan, yang dibuat dari bambu utk mencari makanannya berupa pucuk kayu atau akar muda danempuk, daun-daun muda, kembangnya atau buahnya juga. Mereka juga berburu binatang, burung atau ikan dari Tao Toba. Mereka tidak bisa didekati orang karena mereka dengan cepat akan. Berlari kembali ke tengah hutan. Tetapi kalau terpojok mereka akan melawan. Jadi tidak ada pergaulan sama sekali antara si Raja Batak dengan suku asing tersebut.
Pada suatu ketika ada seorang anak gadis keturunan Suku Asing yang ada di sekitar kebun Toga Datu yang datang mendekat ke kebun itu. Dia memperhatikan kebun itu karena banyaknya makanan dan wangi-wangian, ketika dia menyelusuri kebun itu, dia pun melihat Toga Datu yang sedang berteduh di tempat perteduhannya (undung2na).
Toga Datu pura2 tidak lihat tetapi dia memasang aji2an sitoguharihir sehingga boru “Sibasoburning” tidak merasa takut bahkan makin mendekat ke tempat perteduhan Toga Datu. Setelah beberapa kali seperti itu, Toga Datu membawa gadis itu ke rumahnya. Dia mengajarinya bahasa dan adatnya tetapi dia tidak menahannya di rumahnya tetapi membiarkannya kembali kepada orangtuanya. Setelah beberapa lama mereka pun semakin jatuh cinta. Sibasoburningpun meminta kepada Toga Datu untuk berjanji tidak meninggalkannya atau mengatakan seolaholah dia berasal dari bambu pecah (mapultak sian bulu), karena dia akan makin jauh dari orangtuanya apabila dia menjadi isteri Toga Datu. Toga Datu pun setuju berjanji, dia membawa “Sibasoburning” ke rumahnya dan merekapun menjadi suami isteri.
Tidak lama kemudian perempuan itupun hamil, hal itu diberitahukannya kepada Toga Datu sehingga Toga Datu menanyakan asal usul perempuan itu. Dia pun memberitahukan bahwa Bapaknya adalah Sabasoburning sehingga Toga Datu menamai isterinya boru Sibasoburning karena nama Bapaklah yang menjadi marga anak2nya.
Maka kata Sibasoburning kepada Toga Datu: “Kau sudah berjanji, kita sudah berbuat sebagai suami istri, dan sekarang saya pun sudah hamil, jadi mulai sekarang namamu bukan hanya Toga Datu tetapi sekarang gelarmu adalah Guru Tateabulan karena kamu telah menjunjung bulanmu yang ke aku”. Sejak saat itulah isterinya, boru Sibasoburning memanggilnya suaminya Toga Datu, menjadi Guru Tateabulan.
Sampai pada waktunya lahirlah anak mereka laki2 yang diberi nama “Si Raja Miok-miok”
Baru tiga bulan sejak Raja Miok2 lahir, hamillah kembali Sibasoburning sehingga mereka merasa heran, tetapi ada pemberitahuan dari Mulajadinabolon (TUHAN) bahwa anak yang dikandungnya akan menjadi orang terkenal, yang punya wibawa yang akan mengalahkan orang, begu (jin) maupun binatang-binatang. Setelah tiba waktunya melahirkan, maka lahirlah anak kembar, satu anak laki2, diberi nama “Sariburaja” dan satu anak perempuan diberi nama “Siboru Pareme”
Di hari kemudian lahir pula 3 anak mereka yang diberinama: Limbongmulana, Sagalaraja dan Malauraja.
Lahir lagi anak perempuan yang diberinama “Siborubidinglaut” yang menjadi sombaon di dekat pulo Malau di Simanindo.

Disadur dari buku Tarombo Pasaribu,

READ MORE - Sibasoburning, Isterinya Guru Tatea Bulan

Si Boru Saroding

Legenda Si Boru Saroding
Si Boru Saroding



Legenda Namboru Boru Saroding dituturkan dalam bahasa Batak, agar penyampain informasi yang bertujuan mudah di baca dan diketahui oleh Pecinta Seni Budaya Sejarah Tanah Air, saya lakukan edit terjemah ke dalam Bahasa Indonesia tanpa mengurangi atau mengubah fakta dan tujuan dari Legenda Boru Saroding.

Suatu hari menjelang siang, Boru Saroding pergi ke Danau Toba untu...k mandi sekaligus mencuci pakaian tepatnya di tepi pantai tempat tinggal orang tuanya yang terletak diantara Palipi-Mogang (Kecamatan Palipi Kab.Samosir) yang bersebelahan dengan Rassang Bosi dan Dolok Martahan. Boru Saroding terkenal dengan kecantikannya, konon pada jaman itu Boru Saroding diklaim sebagai Putri tercantik dari seluruh Putir/Boru Pandiangan, karena kecantikannya, banyak Pemuda yang datang dari kampung lain bahkan dari seberang Danau Toba untuk merayunya (Manandangi) akan tetapi tak satupun yang mampu menahlukkan hatinya baik yang kaya ataupun yang tampan, pemuda yang datang pulang tanpa hasil namun pemuda-pemuda tersebut juga tidak merasa sakit hati karena Boru Saroding menyambut mereka dengan sopan dan ramah.

Boru Saroding yang dikenal pendiam, sopan, taat akan orang tua dan baik hati terhadap teman-temannya, pandai membuat Ulos Batak, pekerja ulet membuat orang tuanya cukup heran sekaligus bangga terhadap putrinya Boru Saroding yang dalam adat Batak, sifat dan sikap Boru Saroding merupakan calon menantu idaman yang sangat di cari oleh putra raja.

 Ketika Boru Saroding sedang mandi dan membilas rambutnya yang panjang dan indah di tepi pantai Danau Toba, tiba tiba sebuah sampan yang ditumpangi seorang pemuda tampan dan berwibawa yang berdiri di atas sampan datang menghampiri Boru Saroding. Melihat pemuda yang mengenakan Ulos Batak dan melihat tampangnya, Boru Saroding berpikir bahwa pemuda tersebut bukanlah seorang nelayan biasa seperti yang sering dilihat disekitar pantai Danau Toba, ketika Pemuda bersampan tersebut semakin dekat ke tempat dimana Boru Saroding berkeramas jeruk purut (Anggir dlm Bahasa Batak) hati Boru Saroding berdebar dan bertanya-tanya dalam hati “Siapakah pemuda ini?” seraya bergegas dengan cepat membersihkan rambutnya, karena merasa malu dipandangi seroang pemuda sedang mandi. Dengan tergesa-gesa Boru Saroding pun siap mandi dan beranjak dari pantai menuju kediaman orang tuanya akan tetapi ketika Boru Saroding hendak melangkah, sang Pemuda pun berkata kepada Boru Saroding “Putri Raja.. kenapa tergesa gesa pulang” tanya pemuda tersebut kepada Boru Saroding. Seketika langkah Boru Saroding pun berhenti karena terkejut dan seraya melirik ke arah Pemuda yang memanggil nya, “Pemuda ini tampan dan berwibawa ya” penilaian Boru Saroding dalam hati dan “Kebetulan masih banyak pekerjaan saya yang harus saya selesaikan di rumah kami” dalih Boru Saroding kepada Pemuda tersebut, si Pemuda Tampan dan Berwibawa tersebut pun menghampiri Boru Saroding seraya memperkenalkan diri dan tempat asalnya dari Rassang Bosi (Desa Sabulan Kec.Sitio tio) yang disebut Ulu Darat kepada Boru Saroding. Dengan hormat Sang Pemuda pun menyampaikan maksud dan tujuannya menemui Boru Saroding sekaligus berniat agar Boru Saroding mau memperkenalkan pemuda tersebut kepada kedua orang tua Boru Saroding. Karena dari awal Boru Saroding melihat pemuda tersebut sudah terkesan dengan Ketampanan dan Kewibawaan sang pemuda, Boru Saroding pun merasa senang dan menyetujui permohonan sang pemuda, merekapun bergegas berjalan bersama menuju rumah Boru Saroding.
Ketika Boru Saroding dan Pemuda tersebut tiba di rumahnya, seketika Orang Tua dan saudara saudarinya merasa kagum akan tampang dan cara bicara sang pemuda yang datang bersama Boru Saroding, mereka serasa disulap melihat sang pemuda tersebut yang berbadan kekar tersebut.
Pendek cerita, Sang Pemuda tersebutpun menyampaikan niat baiknya yang ingin mempersunting Boru Saroding sebagai Isterinya kepada Kedua Orang Tua dan Saudara-Saudari Boru Saroding, Guru Solandason (Ayah dari Boru Saroding) meminta tanggapan dari putrinya Boru Saroding, apakah putrinya Boru Saroding menyukai pemuda tersebut, Boru Saroding pun menyatakan bahwa putrinya suka dan mau menjadi isteri Pemuda tersebut.
Tak lama kemudian, Guru Solandason meberitahukan kepada Sanak saudaranya selanjutnya Pemuda dan Boru Saroding pun mendapat restu dari kedua orang Boru Saroding kemudain Upacara Adat Pernikahanpun segera dilaksanakan ditempat tinggal Boru Saroding, setelah acara adat selesai merekapun diberangkatkan menuju tempat dimana Suami Boru Saroding tinggal.
Merekapun naik kesampan menuju Rassang Bosi, akan tetapi Boru Saroding sangat terkejut dikarenakan mereka begitu cepat tiba, Boru Saroding pun semakin heran karena Sang Suaminya menceritakan tempat tinggalnya diatas gunug ditengah hutan Tombak Ulu Darat, namun Boru Saroding tidak terlalu kawatir karena ketika mereka berjalan melewati jurang yang dalam dan terjal ditambah hutan yang begitu liar, Sang Suami menuntun langkahnya, memegang tangan Boru Saroding sehingga Boru Saroding tak sedikitpun merasa lelah bahkan Suaminya terlihat kuat tanpa keringat melewati daerah yang cukup melelahkan untuk di lalui.
Tidak berapa lama kemudian, Boru Saroding dan Suaminya tiba ti rumah Suaminya, merekapun istirahat hingga tertidur pulas sampai keesokan harinya ketika menjelang pagi Boru Saroding pun terbangun namun Boru Saroding tidak melihat Suaminya sehingga Boru Saroding melihat ke samping rumah dan ke belakang rumah, kemudain ketika Boru Saroding hendak melihat suaminya ke depan rumah Boru Saroding pun tersentak karena terkejut melihat se ekor ular berukuran sangat besar melintas di halaman depan rumah suaminya tiba tiba dengan sangat tergesa gesa Boru Saroding menutup pintu rumah karena merasa sangat terkejut dimana Boru Saroding sebelumnya tidak pernah melihat ular yang urukannya sangat besar dan memiliki kepala yang tidak seperti kepala ular pada umumnya, dengan rasa taku yang luar biasa dan rasa heran Boru Saroding pun duduk diam terpaku di dalam rumah, tak lama kemudian, Boru Saroding suara Suaminya memanggil namanya sehingga Boru Saroding dengan segera bergegas membukakan pintu rumah untuk suaminya dan langsung mengatakan “Tadi saya melihat se ekor ular besar dengan kepala yang aneh melintas dari halaman rumah kita menuju pohon besar dihutan” kata Boru Saroding kepada Suaminya, kemudain Suaminya menjawab pertanyaan Boru Saroding “Tidak usah takut, ular itu ular yang baik dan tidak mengganggu”.
Mereka menjalani dan melalui hari kehari dengan kebahagian karena Suami Boru Saroding selalu memenuhi kebutuhan mereka tanpa kekurangan bahkan Suami Boru Saroding cukup pintar menghibur Boru Saroding dengan canda dan tawa, serta memiliki perhatian dan kasih sayang yang begitu besar kepada Boru Saroding karena Dia berusaha mencarikan buah buahan dan tumbuh tumbuhan yang mampu membuat kecantikan Boru Saroding terawat. Semua hal tersebut dilakukan dan dipenuhi Suaminya dengan sangat sangat mudah tanpa ada keluhan apapun sehingga mereka hidup dalam kebahagian melalui hari hari rumahtangga mereka. Akan tetapi semakin lama Boru Saroding pun merasa heran yang dari hari ke hari semakin bertambah kecurigaanya terhadap cara hidup Suaminya yang penuh kemudahan hingga pada suatu saat tanpa sengaja Boru Saroding melihat Suaminya di bagian atas rumah (Para-Para dlm Bahasa Batak) sedang berubah wujud menjadi seekor ular berukuran sangat besar persis seperti ular yang pernah Boru Saroding lihat sebelumnya, namun Boru Saroding berura purak tidak melihat kejadian tersebut karena merasa takut Ular tersebut marah kepada Boru Saroding kemudai ular tersebut melintas keluar dari rumah menuju hutan hingga Boru Saroding tinggal sendirian di dalam rumah.
Boru Saroding merasa sangat terpukul dan merasa penyesalan yang begitu dalam karena tanpa berpikir panjang dan tanpa mengenal lebih jauh siap laki-laki tersebut hingga menerima permintaannya menadi isterinya karena Boru Saroding telah mengetahui bahwa Suaminya bukan manusia biasa. Menjelang sore, suaminyapun kembali dari hutan membawa bekal berupa buah-buahan, daging Rusa, Burung dan Burung kemudian Boru Saroding pun bergegas menyambut suaminya membawa hasil yang dibawa suaminya ke dapur untuk dimasak dan dijadikan untuk makan malam. Setelah Boru Saroding selesai menyiapkan makan malam, merekapun makan malam bersama di rumah yang berada ditengah hutan rimba tersebut dimana selama ini suaminya tinggal. Setelah usai makan malam, merekapun berbincang bincang dan dengan jujur Suaminya memberitahukan siapa dia sebenarnya kepada isterinya Boru Saroding, “Saya sebenarnya adalah Penguasa Ulu Darat, yang bisa berubah ubah wujud dari Manusia menjadi Ular dan dari Ular menjadi Manusia” tegas Suaminya kepada Boru Saroding akan tetapi Boru Saroding cukup pintar menyembunyikan rasa taku dan penyesalannya yang sangat dalam kepada suaminya, Boru Saroding hanya tersenyum kepada Suaminya, sehingga suaminya merasa senang karena melihat isterinya Boru Saroding tidak terkejut atas pengakuannya yang jujur kepada Boru Saroding.
Hingga suatu ketika, kedua Saudara Boru Saroding datang berkunjung ke rumah Boru Saroding yang berada di antara pegunungan ditengah-tengah hutan yang dinamai Tombak Ulu Darat karena kedua saudaranya sudah sangat merindukan Boru Saroding yang merupakan saudar perempaun tersayang bagi kedua saudara Boru Saroding tersebut, Boru Saroding pun merasa sangat bahagia karena sudah dikunjugi oleh Saudaranya sehingga dengan sangat gembira, Boru Saroding pun menyajikan berbagai aneka makanan dan buah-buahan kepada kedua saudaranya tersebut. Sembari menikmati makanan yang banyak, mereka bercerita dan berbincang bincang hingga rasa rindu mereka terobati bahkan waktu tidak terasa, senja pun tiba, seperti biasanya Boru Saroding tau jika Suaminya akan segera kembali dari hutan dan dengan tergesa gesa Boru Saroding berusaha mengajak kedua saudaranya untuk bersembunyi di bagian atas rumah dibawah atap kearena Boru Saroding sudah mendengar suara suara pertanda suaminya akan datang dan karena Boru Saroding merasa ketakutan dimana Boru Saroding tau bahwa ular tersebut mau memakan manusia, kedua saudaranya pun bersembunyi agar tidak terlihat oleh Suami Boru Saroding.
Suami Boru Saroding pun tiba di rumah, tiba-tiba suaminya tampak heran dan sepertinya menciup sesuatu yang lain dari yang lain dan bertanya “Sepertinya saya mencium darah manusia lain di rumah ini” kepada isterinya Boru Saroding. Dengan tergesa gesa Boru Saroding berupaya mengalihkan pembicaraan dengan cepat mengidangkan makan malam Suaminya kemudian Suami Boru Saroding selesai makan malam selanjutnya Boru Saroding mengajak Suaminya untuk beristirahan. Ketika mereka hendak beristirahat, sesekali dengan tampak yang penuh curiga, Suami Boru Saroding bertanya, “Saya mencium ada orang lain dirumah ini?” tanya Suaminya kepada Boru Saroding, “Ah… sudalah, itu hanya perasaan mu saja, tidak ada orang lain dirumah ini” jawab Boru Saroding dengan rasa takut yang luar biasa kepada Suaminya, “Ini sudah larut malam, sebaiknya kita istirahat saja” ajak Boru Saroding kepada Suaminya yang masih tetap bertingkah aneh penuh curiga. Karena tidak tahan lagi Boru Saroding menyembunyikan rasa takutnya kepada Suaminya sehingga Boru Saroding pun memberitahukan keberadaan kedua saudaranya kepada Suaminya “Ampuni .. saya suamiku, karena aku telah membohongi mu” kata Boru Saroding kepada Suaminya, “Benar dirumah ini ada orang lain selain kita, karena saya beripikir engkau akan marah jika engkau tau saudaraku datang mengunjungi kita ke rumah ini” aku Boru Saroding dihantui rasa takut yang sangat besar kepada Suaminya, “Mereka datang karena sudah sangat rindu kepada kita” kata Boru Saroding sambil memohon dan membujuk Suaminya, kemudian Suami Boru Saroding meminta agar kedua saudara Boru Saroding dipanggil untuk datang menghadap Suaminya, dengan perasaan yang masih dihantui ketakutan, Boru Saroding pun memanggil kedua saudaranya keluar dari tempat persembunyian mereka di bagian atas ruhak dibawah atap rumah (Dalam Bahasa Batak disebut Bukkulan Ni Ruma).
Kemudian kedua saudara Boru Saroding menghampiri Suami Boru Saroding seraya saling bersalaman dan tidak seperti ketakutan yang dibayangkan oleh Boru Saroding, justru kedua saudara Boru Saroding tampak gembira bercerita dengan suaminya hingga saking asiknya pembicaraan mereka (Suami dan Saudara Boru Saroding) tidak terasa waktupun sudah menjelang pagi.
Setelah pagi hari tiba, kedua saudara Boru Saroding berniat untuk kembali ke Samosir, sehingga kedua saudaranya memberitahu kepada Boru Saroding bahwa mereka akan kembali ke Samosir pagi ini, Boru Saroding pun mengajak kedua saudaranya untuk mohon pamit kepada Suaminya dan ketika hendak berpamitan, salah satu saudara Boru Saroding berkata “Lae, kami akan segera pulang ke Samosir, Lae kasi apa sama kami untuk kami bawa pulang ke Samosir? Tanya saudara Boru Saroding kepada Suaminya, “Terimakasih Lae karena telah datang berkunjung kesini” jawab Suami Boru Saroding kepada kedua saudaranya sambil memberikan 2 (dua) buah bingkisan yang di balut kain dan diikat dengan tali kepada Pandiangan (Kedua Saudara Boru Saroding) seraya berpesan “Hanya saja ada syarat yang harus dipenuhi oleh Lae” kata Suami Boru Saroding “Apa saja syaratnya Lae?” tanya kedua Saudara Boru Saroding kepada Suaminya “Sesampainya di Samosir, bingkisan ini jangan dibuka akan tetapi lae harus menunggu hingga 7 (tujuh) hari lamanya baru Lae Pandiangan bisa membuka bungkusan ini” pesan Suami Boru Saroding kepada kedua saudara Boru Saroding. Kedua Saudara Boru Saroding menjawab “Ia Lae, akan kami penuhi pesan lae”. Kemudian Pandiangan (Kedua saudara Boru Saroding) pun pamit dan beranjak pulang melewati hutan yang cukup mengerikan, melalui lembah dan jurang jurang yang terjal hingga kedua saudara Boru Saroding pun tiba di tepi pantai Desa Sabulan yang selanjutnya mereka menaiki sampan untuk menyebrang ke Pulau Samosir.
Setelah mereka tiba di rumah masing masing dimana pada saat itu kedua saudara Boru Saroding (Pandiangan) sudah menikah dan tinggal dirumah bersama isteri masing-masing, mereka menceritakan perjalanan yang ditempuh kepada isteru mereka masing masing, mereka menunjukkan bingkisan (Gajut) yang mereka bawa kepada isterunya. Salah satu dari Pandiangan (Saudara Boru Saroding) bersungut-sungut karena meras kesal dengan hanya menerima bingkisan (Gajut) kecil dari Laenya yang sudah bersusah paya mengunjungi Lae dan Saudarinya di tengah hutan diatas gunung Ulu Darat tersebut, “Masa jauh-jauh dari Samosir ke Ulu Darat hanya dikasih bungkusan kecil kek gini, itupun pake syarat pula itu” kata salah satu Saudara Boru Saroding kepada isterinya. Pendek cerita, karena tidak sabar menunggu hari yang telah dipesankan oleh Laenya ditambah rasa penasaran yang cukup besar, maka Pandiangan (Sudara Boru Saroding) membuka bungkusan tersebut, karena tidak sesuai dengan pesan Suami Boru Saroding, maka bungkusan yang dibuka salah satu saudara Boru Saroding tersebutpun hanya berisikan: Tanah, Kunyit, Potongan Kayu kecil dan ulat-ulat, karena merasa dihina, Pandiangan (salah satu saudara Boru Saroding yang membuka bungkusan tersebut) pun marah dan mengucapkan makian terhada Suami Boru Saroding, “Kurang ajar, masa kekgini cara dia menghargai saya selaku Saudara laki-laki Boru Saroding”, “Tidak atu sopan terhadap keluarga isterinya” kata salah satu saudara Boru Saroding lalu membuang bungkusan yang dibuka tersebut sebelum waktunya. Kemudian Pandiangan membujuk dan mengajak adiknya Pandiangan paling bungsu untuk turut membuka bungkusan yang diberikan oleh Laenya tersebut, “Buka aja dik bungkunsannya, mungkin isinya sama saja seperti yang telah abang buka tadi” kata Pandiangan kepada saudaranya akan tetapi Pandiangan paling bunsu tetap tidak mau mebuka bungkusan tersebut dan bertahan memenuhi pesan yang telah disampaikan oleh Laenya (Suami Boru Saroding).
Setelah hari ke 7 (tujuh) tiba sesuai dengan pesan Laenya, maka Pandiangan paling bungsu pun membuka bungkusan tersebut dan ketika bungkusan tersebut dibuka, tiba-tiba keluar ulat ulat yang jumlahnya sangat banyak dari bungkusan akan tetapi dalam hitungan beberapa detik, ulat-ulat yang tadinya keluar dari bungkusan tersebut berubah menjadi kerbau dan sapi dengan jumlah yang sangat banyak juga saking banyaknya jumlah sapi dan kerbau tersebut, hingga lokasi pekarangan perkampungan tersebut tirlihat padat sementara kunyit yang keluar dari bungkusan tersebut berubah menjadi emas dengan jumlah yang cukup banyak dan potongan kayu kecil pun berubah menjadi batang pohon yang memadati lokasi perkampungan Pandiangan paling bungsu.
Beberapa bulan kemudian, ternak sapi dan kerbau yang dimiliki Pandiangan paling bungsu semakin lama semakin bertambah banyak jumlahnya sementara hasil pertanian dan pohon yang dimilikinya ikut bertambah banyak sehinggan Pandiangan paling bungsu semakin terkenal sebagai warga paling kaya di daerah tersebut.
Setelah hampir ½ tahun kemudian, karena sudah sangat rindu akan kampung halamannya terlebih lebih kepada Orang Tua dan Saudara-Saudara Boru Saroding di Samosir, maka Boru Saroding meminta ijin kepada Suaminya untuk diberikan kesempatan pulang ke kampung halaman guna mengobati rasa rindunya tersebut.
“Suamiku… saya sudah rindu akan kampung halaman, saudara-saudara ku dan terlebih lebih orang tuaku di Samosir, ijinkan saya menjenguk mereka, saya tidak akan lama lama disana”
Kata Boru Saroding kepada Suaminya, dengan berat hati Suami Boru Saroding menjawab
“Sepertinya saya punya pirasat buruk jika aku ijinkan engkau berkunjung ke Samosir, sepertinya engkau tak akan kembali lagi ke tempat kita ini (Ulu Darat)”
Boru Saroding pun tidak putus asa dan tetap berupaya membujuk Suaminya agar Boru Saroding diberi ijin seraya berusaha memberikan kepercayaan kepada Suaminya.
“Suamiku… saya janji jika engkau ijinkan saya ke Samosir, saya akan pulang karena saya tidak mungkin meninggalkan Suamiku sendiri yang telah memberikan saya kebahagian dan telah meberikan aku kasih sayang, saya Cuma sebentar di Samosir setelah itu saya akan pulang ke sini (Ulu Darat)” jelas Boru Saroding kepada Suaminya.
Karena Boru Saroding sudah memohon dan memberikan penjelasan yang cukup meyakinkan Suaminya, maka Suami Boru Saroding pun mengijinkan Boru Saroding untuk bertamu ke Samosir tempat tinggal mertuanya, sehingga Suaminya mengantarkan Boru Saroding ketepi pantai Danau Toba untuk menyeberangkkan isterinya ke Samosir.
Dengan penuh keajaiban, Suami Boru Saroding memetik sepucuk daun pohon kemudain meletakkannya di tepi Danau dan tiba-tiba daun tersebut berubah menjadi sebuah Sampan, setelah itu Suami Boru Saroding mempersilahkan Boru Saroding memasuki sampan tersebut, kemudain Suami Boru Saroding berkata “Boru Saroding isteriku yang baik hati, engkau adalah putri raja yang telah menjadi isteriku, engkau berjanji akan cepat kembali dari Samosir karena kita saling mencintai dan saling menyayangi, jadi kumohon dengan sangat agar engaku penuhi janjimu dan cepat pulang ya isteriku, saya juga percaya akan apa yang telah engkau janjikan kepada ku?” kata Suaminya kepada Boru Saroding.
Boru Saroding pun mengangguk seraya mengiakan perkataan Suaminya dan berkata “Baik Suamiku, percayalah… saya akan cepat pulang dari Samosir, engkau boleh membuat sumpah” kata Boru Saroding kepada Suaminya dengan usaha untuk tetap menyakinkan Suaminya agar rencananya dapat berjalan lancar, lalu Suami Boru Saroding pun mengucapkan sebuah sumpah “Dekke Ni Sabulan Tu Tonggina Tu Tabona, Manang ise si ose padan..Turipurna tu magona” (Dalam bahasa Indonesia diartikan bahwa Setiap Orang yang Ingkar Janji/Sumpah maka Ia akan menanggung akibat buruk) dengan perasaan sedih yang mendalam dihati Suami Boru Saroding mendorong sampan dan “Berangkatlah isteriku Boru Saroding” kata Suaminya kepada Boru Saroding sambil melepas sampan yang dinaiki Boru Saroding ke arah Danau Toba yang saat itu situasi tampak damai tanpa angin dan tanpa gelombang bahkan saat itu, cuaca dilangit tampak begitu cerah, setelah Boru Saroding mendayung sampannya sekitar 5 (lima) meter dari bibir pantai Boru Saroding pun berkata dengan pelan seperti berbisik “Peh…bursik….…., kupikir engaku manusia…ternyata engkau hanya seekor ular dan hanya hantu berwajah manusia, kau kira saya akan kembali lagi ke Ulu Darat…tempat yang mengerikan itu? Dasar hantu berwajah manusia berbadan ular.” Kata Boru Saroding dengan pelan sambil tergesa gesa mendayung sampannya yang dibareingi rasa kecewa serta ketakutan.
Tiba tiab, cuaca dilangit berubah menjadi gelap, angin putting beliungpun, hujan dan suara petir datang sehingga ombak besar mulai muncul di Danau Toba dimana Boru Saroding sedang melintas dengan sampannya. Melihat situasi yang tiba tiba berubah, Boru Saroding pun menjerit-jerit ketakutan, dengan sekuat tenaga… Boru Saroding pun berupaya mengendalikan sampannya namun tiba tiba muncullah ombak yang sangat besar menuju Boru Saroding sehingga Boru Saroding pun takmampu mengendalikan sampan yang ditumpangi sehingga Boru Saroding dan sampannyapun ikut terseret gelombang besar tersebut tak lama kemudian Boru Saroding pun hanyut dibawa arus air kedasar Danau Toba.
Semenjak kejadian itu hingga sekarang, Boru Saroding tidak dapat ditemukan dan menurut keyakinan Orang Batak, khususnya warga Pulau Samosir menyakini bahwa Boru Saroding menjadi arwah penjaga Danau Toba maka sampai saat ini, banyak warga yang masih meyakini hal tersebut bahkan sesuai dengan kesaksian beberapa keturunan Pandiangan atau Siraja Sonang masih meyakini arwah Boru Saroding karena konon dikatakan Jika ada sebuah kapal yang sedang melintas di perairan Danau Toba dengan kondisi cuaca buruk dan gelombang/ombak besar maka salah satu penumpang kapal yang merupakan keturunan atau masih keluarga dari marga Pandiangan dapat meminta pertolongan melalui Doa kepada Boru Saroding agar ombak besar dan angin kencang yang sedang menghalau kapal tersebut dihentikan oleh Arwah Boru Saroding, akan tetapi hal ini ternyata benar benar terbukti karena hanya dengan memakan Sirih lalu berdoa memohon bantuan Arwah Boru Saroding, maka kendala apapun yang sedang dialami oleh kapal akan dihentikan.

Hingga kini sebagian besar warga Samosir masih meyakini legenda serta keberadaan Arwah Boru Saroding. Dan warga menyebutnya Namboru Boru Saroding Penunggu Danau Toba wilayah Rassang Bosi, Dolok Martahan, Palipi, Mogang, Sabulan Janji Raja, Tamba, Simbolon dan Hatoguan.
Dan dipesankan kepada seluruh warga yang berkunjung dan melewati daerah tersebut diminta agar tidak membuang ludah/sampah ke Danau serta tidak boleh berbicara kotor karena konon katanya orang yang tidak memenuhi pesan tersebut akan mengalami suatu hal yang cukup mengerikan dan kemungkinan besar kapal yang ditumpangi akan mengalami musibah besar.

Sementara Suami dari Boru Saroding dipanggil warga dengan sebutan “Amangboru Saroding” yang diyakini dan disaksikan sebagian warga Pandiangan sering melihat Suami Boru Saroding turun dari Ulu Darat menuju Danau tempat Ia mengantarkan isteri nya Boru Saroding, penampakan dari Suami Boru Saroding berwujud Ular Besar dan Panjang berbadan manusia berenang di sekitar tempat Boru Saroding tenggelam bersama sampan yang ditumpangi, sementara di Kaki Gunug Ulu darat tepatnya diperkampungan Pandiangan Desa Sabulan Kecamatan Sitiotio terdapat sebuah Permandian Namboru Boru Saroding yang diyakini sebagai tempat Boru Saroding mandi dan keramas dengan jeruk purut, tempat tersebut diberi nama “Par Anggiran Ni Namboru Boru Saroding” ditempat permandian Boru Saroding tersebut terdapat Pohon besar dimana pada dahan dan ranting pohon tersebut ditumpangi pohon Jeruk Purut akan tetapi buah dari Jeruk Purut yang menumpang ke Pohon besar tersebut tidak boleh diambil sembarang orang.

Kisah atau Legenda ini menjadi salah satu Objek Wisata di Kabupaten Samosir, Situs Budaya yang mengisahkan Legenda Perjalanan Boru Saroding dan kemudian tempat tersebut di beri nama “Par Anggiran Ni Namboru Boru Saroding” yang berlokasi di Desa Sabulan Kecamatan Sitiotio Kab.Samosir atau jika kita berkunjung ke tempat bersejarah tersebut, hanya sekitar ½ jam dengan menggunakan kapal dari Pelabuhan Mogang Kec.Palipi.
Tempat ini seiring dikunjungi oleh Keluarga Pandiangan atau Sirajasonang bahkan toris lokal maupun manca negara mengunjugi tempat ini dengan tujuan berjiarah sekaligus mengenang Perjalanan Namboru Boru Saroding Pandiangan.

Hingga saat ini, kisah nyata serta kesaksian tentang keberadaan Arwah Namboru Boru Saroding masih banyak dikisahkan oleh warga Samosir khususnya warga yang sedang melintas dari Daerah tersebut.

Demikian Legenda Namboru Boru Saroding ini saya posting kepada seluruh pengunjung Bona Pasogit Nainggolan Blogspot. Legenda ini berhasil saya publikasikan setelah melakukan pendekatan sekaligus penggalian informasi kepada warga yang masih memiliki hubungan langsung dengan Namboru Boru Saroding (Marga Pandiangan) bahkan selama penggalian informasi, saya juga mendengar kesaksian mereka atas penampakan Arwah Amangboru Saroding maupun Namboru Boru Saroding.

Sejarah Legenda Boru Saroding yang saya posting ini tentu saja masih belum sempurna bahkan mungkin jika sebelumnya pembaca pernah membaca atau mengetahui legenda ini dari sumber lain dan terdapat ada perbedaan, maka mohon untuk disampaikan komentar, agar kedepannya dapat dilakukan perbaikan.

Tebing CuramTerimakasih….Horas….
READ MORE - Si Boru Saroding

Tips Mudah Membuat Screenshot Halaman Website

Biasanya untuk mengcapture sebuah halaman kita menggunakan tombol PrtSc SysRq kemudian mempastekan halaman tersebut ke dalam aplikasi Paint dan  menyimpanya dalam format png. Namun kelemahan cara tersebut saat kita ingin mengambil screenshot halaman sebuah website kita tidak bisa mengcapture screen yang panjang dan lebar atau scrolled, seperti kebanyakan halaman website pada umunya memiliki halaman panjang ke bawah. Namun dengan menggunakan Browser Chrome kita bisa mengambil screenshot halaman website secarah penuh, sebelum di lanjutkan bacanya jangan lupa nanti baca juga Luring Google Mail untuk membaca Email offline di browser chrome

Nah berikut ini adalah langkah-langkah mengambil screenshot halaman website menggunakan Chrome :
  1. Buka Google Chrome, jika belum punya download disini
  2. Install Awesome Screenshot, buka tab baru  pada browser Chrome dan klik pada ikonChrome Web Store, kemudian ketikan  Awesome Screenshot pada kolom pencarian.
  3. Setelah hasil pencarian di temukan klik Add to Chrome untuk menginstallnya di browser chrome.
  4. Jika proses instalasi sudah selesai maka akan muncul icon Awesome Screenshot di sudut kanan atas browser Chrome.
  5. Sekarang buka halaman website yang ingin kita ambil screenshotnya, kemudian klik icon Awesome Screenshot.
  6. Setelah mengklik icon  Awesome Screenshot, akan muncul tiga opsi atau pilihan.
    Capture Visible Part of Page (untuk mengambil screenshot halaman website yang hanya terlihat di layar kompuer)
    Capture Selected Area (hanya mengambil screenshot website yang kita pilih)
    Capture Entire Page (mengambil screenshot seluruh halaman website penuh)
  7. Pilih salah satu opsi diatas sesuai yang dinginkan.
  8. Setelah kita mengklik salah satu opsi dari 3 opsi diatas kita akan diarahkan ke tab baru, untuk mengedit atau langsung menyimpan hasil screenshot teresbut,
  9. Screenshot tersimpan dalam format png.
READ MORE - Tips Mudah Membuat Screenshot Halaman Website

Rumah Tradisional Simalungun


Rumah adat Simalungun

Bangunan Rumah Bolon pematang Purba ini bekas istana Raja, terdiri dari dua bagian . Bagian depaan disebut Lopouberukuran 12 m x 8,5 m. Dipakai tempat tinggal Raja dan tamu-tamunya. Bagian belakang dipakai untuk isterinya yang berjumlah 12 orang dan anak-anaknya. Rumah Bolon ini menghadap ke timur berdiri di atas umpak batu. Diatas umpak batu terdapat gelondongan kayu yang disusun secara horizontal. Jumlah gelondongan kayu 10 buah disebut halang/galang. Bagian dinding dihiasi motif sulepat (garis-garis siku saling berkaitan dikombinasi dengan hiasan bunga. Rumah ini tidak mempunyai jendela, tetapi dibuat berjeruji.
Terdapat pintu masuk dari depan dan belakang, akan tetapi tangga naiknya ada di bagian depan dengan tangga kayu dan terdapat pegangan yang terbuat dari rotan disebut Hotang Bulo.
Di tiang kiri dan kanan pintu masuk terdapat hiasan bohi-bohi (bentuk muka manusia yang menyeramkan). Di bagian dinding terdapat hiasan berupa cecak yang terbuat dari cat (dulu terbuat dari jalinan ijuk).
Tanggal naik ke rumah
Atap rumah terbuat dari ijuk, di ujung bagian depan dan belakang terdapat bentuk menyerupai kepala kerbau. Kepalanya dari ijuk tapi tanduknya asli tanduk kerbau, menurut kepercayaan kepala kerbau ini sebagai lambang kebesaran, keberanian dan kebenaran serta penangkal roh jahat.
Di ruang dalam Rumah Bolon bagian depan disebut Lopou dipakai Raja dan tamunya. Di ruang ini terdapat dua buah gon, di kiri dan kanan pintu masuk terdapat para-para tempat menyimpan senjata.. Di kanan kiri pintu masuk terdapat tungku yang diatasnya terdapat Parasanding (tempat menyimpan bumbu dan alat dapur. Di sudut kiri belakang terdapat kamar tidur Raja. Di tengah ruang terdapat tiang tempat meletakkan tanduk kerbau sebagi tanda penabalan Raja yang jumlahnya 13 tanduk sesuai jumlah raja di pematang purba.
Bagian belakang Rumah Bolon berfungsi sebagi tempat tinggal Isteri raja dan ruang ini tidak mempunyai sekat. Masing-masing menempai sisi kiri dan kanan dan masing-masing mempunyai tungku dan didalam rumah ini masih banyak terdapat berbagai peninggalan sejah berupa benda-benda alat rumah tangga, peti mati, benda pusaka dll.
READ MORE - Rumah Tradisional Simalungun

Pusuk Buhit, Gunung Leluhur Batak


Konon Siboru Deak Parujar turun dari langit. Dia terpaksa meninggalkan kahyangan karena tidak suka dijodohkan dengan Siraja Odap-odap. Padahal mereka berdua sama-sama keturunan dewa. Dengan alat tenun dan benangnya, Siboru Deak Parujar yakin menemukan suatu tempat persembunyian di benua bawah. Alhasil, dia tetap terpaksa minta bantuan melalui burung-suruhan Sileang-leang Mandi agar Dewata Mulajadi Nabolon berkenan mengirimkan sekepul tanah untuk ditekuk dan dijadikan tempatnya berpijak. Namun sampai beberapa kali kepul tanah itu ditekuk-tekuk, tempat pijakan itu selalu diganggu oleh Naga Padoha Niaji. Raksasa ini sama jelek dan tertariknya dengan Siraja Odap-odap melihat kecantikan Siboru Deak Parujar. Akhirnya Siboru Deak Parujar mengambil siasat dengan makan sirih. Warna sirih Siboru Deak Parujar kemudian semakin menawan Naga Padoha Niaji. Dia mau tangannya diikat asal yang membuat merah bibir itu dapat dibagi kepadanya. Namun setelah kedua tangan berkenan diikat dengan tali pandan, Siboru Deak Parujar tidak memberikan sirih itu sama sekali dan membiarkan Naga Padoha Niaji meronta-ronta sampai lelah.
Bumi yang diciptakan oleh Siboru Deak Parujar terkadang harus diguncang gempa. Gempa itulah hasil perilaku Naga Padoha Niaji. Namun ketika guncangan itu mereda Siboru Deak Parujar mulai merasa kesepian dan mencari teman untuk bercengkerama. Tanpa diduga dan mengejutkan, diapun bertemu dengan Siraja Odap-Odap dan sepakat menjadi suami-istri yang melahirkan pasangan manusia pertama di bumi dengan nama Raja Ihat dan Itam Manisia. Pasangan manusia pertama inilah yang menurunkan Siraja Batak sebagai generasi keenam dan menjadi leluhur genealogis orang Batak.
Umumnya orang Batak percaya kalau Siraja Batak diturunkan langsung di Pusuk Buhit, sebuah bekas gunung vulkanis dekat Pangururan (ibukota Kabupaten Samosir). Siraja Batak kemudian membangun perkampungan di salah satu lembah gunung tersebut dengan nama Sianjur Mula-mula Sianjur Mula Tompa yang masih dapat dikunjungi sampai saat ini sebagai model perkampungan pertama. Letak perkampungan itu berada di garis lingkar Pusuk Buhit,. di lembah Sagala dan Limbong Mulana. Ada dua arah jalan daratan menuju Pusuk Buhit. Satu dari arah Tomok (bagian Timur) dan satu lagi dari dataran tinggi Tele.
Sebelum menaiki puncak Pusuk Buhit Anda perlu berkeliling lingkar jalan tersebut sambil menikmati pemandangan ke kawasan hijau lembah, bukit, dan arah Danau Toba. Celah di bagian lingkar Timur Pusuk Buhit juga ada air hangat yang mengandung belerang jika angin pegunungan Bukit Barisan ternyata membuat badan semakin dingin menjelang malam. Setelah itu Anda dapat meneruskan rencana mencapai puncak Pusuk Buhit lewat jalan dan petunjuk dari perkampungan itu. Ketinggian Pusuk Buhit mencapai 1077 meter dari permukaan danau. Semoga dari puncak Pusuk Buhit Anda merasa akan dapat mencapai langit waktu bintang-bintang berkedipan di angkasa sebelum matahari terbit.
READ MORE - Pusuk Buhit, Gunung Leluhur Batak

Cerita Batu Gantung


Parapat atau Prapat adalah sebuah kota kecil yang berada di wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Indonesia. Kota kecil yang terletak di tepi Danau Toba ini merupakan tujuan wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Kota ini memiliki keindahan alam yang sangat mempesona dan didukung oleh akses jalan transportasi yang bagus, sehingga mudah untuk dijangkau.
ota ini sering digunakan sebagai tempat singgah oleh para wisatawan yang melintas di Jalan Raya Lintas Sumatera (Jalinsum) bagian barat yang menghubungkan Kota Medan dengan Kota Padang. Selain sebagai objek wisata yang eksotis, Parapat juga merupakan sebuah kota yang melegenda di kalangan masyarakat di Sumatera Utara. Dahulu, kota kecil ini merupakan sebuah pekan yang terletak di tepi Danau Toba. Setelah terjadi suatu peristiwa yang sangat mengerikan, tempat itu oleh masyarakat diberi nama Parapat atau Prapat.
 Dalam peristiwa itu, muncul sebuah batu yang menyerupai manusia yang berada di tepi Danau Toba. Menurut masyarakat setempat, batu itu merupakan penjelmaan seorang gadis cantik bernama Seruni. Peristiwa apa sebenarnya yang pernah terjadi di pinggiran kota kecil itu? Kenapa gadis cantik itu menjelma menjadi batu? Ingin tahu jawabannya? Ikuti kisahnya dalam cerita Batu Gantung berikut ini!.
Pada suatu hari, Seruni pergi ke ladang seorang diri, karena kedua orang tuanya ada keperluan di desa tetangga. Seruni hanya ditemani oleh seekor anjing kesayangannya bernama si Toki. Sesampainya di ladang, gadis itu tidak bekerja, tetapi ia hanya duduk merenung sambil memandangi indahnya alam Danau Toba. Sepertinya ia sedang menghadapi masalah yang sulit dipecahkannya.
Sementara anjingnya Alkisah, di sebuah desa terpencil di pinggiran Danau Toba Sumatera Utara, hiduplah sepasang suami-istri dengan seorang anak perempuannya yang cantik jelita bernama Seruni. Selain rupawan, Seruni juga sangat rajin membantu orang tuanya bekerja di ladang.
Setiap hari keluarga kecil itu mengerjakan ladang mereka yang berada di tepi Danau Toba, dan hasilnya digunakan untuk mencukupikebutuhan seha, si Toki, ikut duduk di sebelahnya sambil menatap wajah Seruni seakan mengetahui apa yang dipikirkan majikannya itu. Sekali-sekali anjing itu menggonggong untuk mengalihkan perhatian sang majikan, namun sang majikan tetap saja usik dengan lamunannya.
h berjanji akan membina rumah tangga yang bahagia. Ia sangat bingung.
Di satu sisi ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, dan di sisi lain ia tidak sanggup jika harus berpisah dengan pemuda pujaan hatinya. Oleh karena merasa tidak sanggup memikul beban berat itu, ia pun mulai putus asa. “Ya, Tuhan! Hamba sudah tidak sanggup hidup dengan beban ini,” keluh Seruni. Beberapa saat kemudian, Seruni beranjak dari tempat duduknya. Dengan berderai air mata, ia berjalan perlahan ke arah Danau Toba. Rupanya gadis itu ingin mengakhiri hidupnya den
Memang beberapa hari terakhir wajah Seruni selalu tampak murung. Ia sangat sedih, karena akan dinikahkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang pemuda yang masih saudara sepupunya. Padahal ia telah menjalin asmara dengan seorang pemuda pilihannya dan tel
agan melompat ke Danau Toba yang bertebing curam itu.
Sementara si Toki, mengikuti majikannya dari belakang sambil menggonggong. Dengan pikiran yang terus berkecamuk, Seruni berjalan ke arah tebing Danau Toba tanpa memerhatikan jalan yang dilaluinya. Tanpa diduga, tiba-tiba ia terperosokke dalam lubang batu yang besar hingga masuk jauh ke dasar lubang. Batu cadas yang hitam itu membuat suasana di dalam lubang itu semakin gelap. Gadis cantik itu sangat ketakutan. Di dasar lubang yang gelap, ia merasakan dinding-dinding batu cadas itu bergerak merapat hendak menghimpitnya. “Tolooooggg……! Tolooooggg……! Toloong aku, Toki!” terdengar suara Seruni meminta tolong kepada anjing kesayangannya.
tuan.
Sesampai di rumah majikannya, si Toki segera menghampiri orang tua Seruni yang kebetulan baru datang dari desa tetangga berjalan menuju rumahnya. “Auggg…! auggg…! auggg…!” si Toki menggonggong sambil mencakar-cakar tanah untuk memberitahukan kepada kedua orang tua itu bah
Si Toki mengerti jika majikannya membutuhkan pertolongannya, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa, kecuali hanya menggonggong di mulut lubang.
Beberapa kali Seruni berteriak meminta tolong, namun si Toki benar-benar tidak mampu menolongnnya. Akhirnya gadis itu semakin putus asa. “Ah, lebih baik aku mati saja daripada lama hidup menderita,” pasrah Seruni. Dinding-dinding batu cadas itu bergerak semakin merapat. “Parapat! Parapat batu… Parapat!” seru Seruni menyuruh batu itu menghimpit tubuhnya.. Sementara si Toki yang mengetahui majikannya terancam bahaya terus menggonggong di mulut lubang. Merasa tidak mampu menolong sang majikan, ia pun segera berlari pulang ke rumah untuk meminta ba
nwa Seruni dalam keadaan bahaya. “Toki…, mana Seruni? Apa yang terjadi dengannya?” tanya ayah Seruni kepada anjing itu. “Auggg…! auggg…! auggg…!” si Toki terus menggonggong berlari mondar-mandir mengajak mereka ke suatu tempat. “Pak, sepertinya Seruni dalam keadaan bahaya,” sahut ibu Seruni. “Ibu benar. Si Toki mengajak kita untuk mengikutinya,” kata ayah Seruni. “Tapi hari sudah gelap, Pak. Bagaimana kita ke sana?” kata ibu Seruni. “Ibu siapkan obor! Aku akan mencari bantuan ke tetangga,” seru sang ayah. Tak lama kemudian, seluruh tetangga telah berkumpul di halaman rumah ayah Seruni sambil membawa obor. Setelah itu mereka mengikuti si Toki ke tempat kejadian.
Sesampainya mereka di ladang, si Toki langsung menuju ke arah mulut lubang itu. Kemudian ia menggonggong sambil mengulur-ulurkan mulutnya ke dalam lubang untuk memberitahukan kepada warga bahwa Seruni berada di dasar lubang itu.
suara Seruni terdengar sayup-sayup yang menyuruh batu itu merapat untuk menghimpitnya. “Parapat… ! Parapatlah batu… ! Parapatlah!” “Seruniiii… anakku!” sekali lagi ibu Seruni berteriak sambil menangis histeris. Warga yang hadir di tempat itu berusaha
Kedua orang tua Seruni segera mendekati mulut lubang. Alangkah terkejutnya ketika mereka melihat ada lubang batu yang cukup besar di pinggir ladang mereka. Di dalam lubang itu terdengar sayup-sayup suara seorang wanita: “Parapat… ! Parapat batu… Parapat!” “Pak, dengar suara itu! Itukan suara anak kita! seru ibu Seruni panik. “Benar, bu! Itu suara Seruni!” jawab sang ayah ikut panik. “Tapi, kenapa dia berteriak: parapat, parapatlah batu?” tanya sang ibu. “Entahlah, bu! Sepertinya ada yang tidak beres di dalam sana,” jawab sang ayah cemas. Pak Tani itu berusaha menerangi lubang itu dengan obornya, namun dasar lubang itu sangat dalam sehingga tidak dapat ditembus oleh cahaya obor. “Seruniii…! Seruniii… !” teriak ayah Seruni. “Seruni…anakku! Ini ibu dan ayahmu datang untuk menolongmu!” sang ibu ikut berteriak. Beberapa kali mereka berteriak, namun tidak mendapat jawaban dari Seruni. Hanya untuk membantu. Salah seorang warga mengulurkan seutas tampar (tali) sampai ke dasar lubang, namun tampar itu tidak tersentuh sama sekali. Ayah Seruni semakin khawatir dengan keadaan anaknya. Ia pun memutuskan untuk menyusul putrinya terjun ke dalam lubang batu. “Bu, pegang obor ini!” perintah sang ayah. “Ayah mau ke mana?” tanya sang ibu. “Aku mau menyusul Seruni ke dalam lubang,” jawabnya tegas. “Jangan ayah, sangat berbahaya!” cegah sang ibu. “Benar pak, lubang itu sangat dalam dan gelap,” sahut salah seorang warga. Akhirnya ayah Seruni mengurungkan niatnya. Sesaat kemudian, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Bumi bergoyang dengan dahsyatnya seakan hendak kiamat. Lubang batu itu tiba-tiba menutup sendiri. Tebing-tebing di pinggir Danau Toba pun berguguran. Ayah dan ibu Seruni beserta seluruh warga berlari ke sana ke mari untuk menyelamatkan diri. Mereka meninggalkan mulut lubang batu, sehingga Seruni yang malang itu tidak dapat diselamatkan dari himpitan batu cadas.
g asal-usul nama kota prapat. Cerita di atas termasuk cerita rakyat teladan yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah akibat buruk dari sifat putus asa atau lemah semangat. Sifat ini tercermin pada sikap dan perilaku Seruni yang
Beberapa saat setelah gempa itu berhenti, tiba-tiba muncul sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis dan seolah-olah menggantung pada dinding tebing di tepi Danau Toba. Masyarakat setempat mempercayai bahwa batu itu merupakan penjelmaan Seruni yang terhimpit batu cadas di dalam lubang. Oleh mereka batu itu kemudian diberi nama “Batu Gantung”. Beberapa hari kemudian, tersiarlah berita tentang peristiwa yang menimpa gadis itu. Para warga berbondong-bondong ke tempat kejadian untuk melihat “Batu Gantung” itu. Warga yang menyaksikan peristiwa itu menceritakan kepada warga lainnya bahwa sebelum lubang itu tertutup, terdengar suara: “Parapat… parapat batu… parapatlah!”Oleh karena kata “parapat” sering diucapkan orang dan banyak yang menceritakannya, maka Pekan yang berada di tepi Danau Toba itu kemudian diberi nama “Parapat”. Parapat kini menjadi sebuah kota kecil salah satu tujuan wisata yang sangat menarik di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Demikian cerita tenta
nhendak mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Danau Toba yang bertebing curam, namunia justru terperosok ke dalam lubang batu dan menghimpitnya hingga akhirnya meninggal dunia.
Dikutip dari berbagai sumber oleh Alex Sitinjak
READ MORE - Cerita Batu Gantung

Cara Pasang Read More Otomatis Terbaru di Blogspot

Cara Pasang Read More Otomatis Terbaru di Blogspot akan saya berikan untuk kalian saat ini masih kesulitan, memang tidak semuanya bisa dengan hal mudah tapi jangan salah dulu para blogger senior pun sama kesulitan juga.

Memang setiap kali saya harus membuat template kebanyakan harus membuat read more otomatis seperti ini karena memang sangat efisien dan minimalis terlihatnya, tidak seperti read more terdahulu yang harus memenggal artikel seperti code fungsi <div class="fullpost">..</div> atau <span class="fullpost">..</span> agar tidak tampil sepenuhnya di halaman depan blog kita.


Langsung saja kita praktekan cara membuat read more otomatis tersebut di bawah ini:

Penting! Yang sudah memasang Read More versi lama sebaiknya di kodenya kembalikan dulu ke seperti semula, caranya hapus kode yang berwarna merah dibawah ini (Setiap template mungkin berbeda, jadi tinggal disesuaikan saja)

<div class='post-header-line-1'/>

<div class='post-body'>


<b:if cond='data:blog.pageType == "item"'>

<style>.fullpost{display:inline;}</style>

<p><data:post.body/></p>

<b:else/>


<style>.fullpost{display:none;}</style>

<p><data:post.body/></p>


<a expr:href='data:post.url'>Readmore</a>

</b:if>


<div style='clear: both;'/>

Kalau sudah kita ke tahap selanjutnya

------------------------------------------

Pertama, silahkan menuju menu DESIGN -> Edit HTML, Cari kode
</head> kemudian letakan script dibawah ini di atas kode </head> jangan lupa save template/simpanterlebih dahulu.

Langsung copy paste aja kode dibawah ini:

<b:if cond='data:blog.pageType != &quot;static_page&quot;'>
<b:if cond='data:blog.pageType != &quot;item&quot;'>

<script type='text/javascript'>
var thumbnail_mode = &quot;float&quot; ;
summary_noimg = 280;
summary_img = 250;
img_thumb_height = 70;
img_thumb_width = 100;
</script>
<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
function removeHtmlTag(b,a){if(b.indexOf("<")!=-1){var d=b.split("<");for(var c=0;c<d.length;c++){if(d[c].indexOf(">")!=-1){d[c]=d[c].substring(d[c].indexOf(">")+1,d[c].length)}}b=d.join("")}a=(a<b.length-1)?a:b.length-2;while(b.charAt(a-1)!=" "&&b.indexOf(" ",a)!=-1){a++}b=b.substring(0,a-1);return b+"..."}function createSummaryAndThumb(d){var f=document.getElementById(d);var a="";var b=f.getElementsByTagName("img");var e=summary_noimg;if(b.length>=1){a='<span style="float:left; padding:0px 10px 2px 0px;"><img src="'+b[0].src+'" width="'+img_thumb_width+'px" height="'+img_thumb_height+'px"/></span>';e=summary_img}var c=a+"<div>"+removeHtmlTag(f.innerHTML,e)+"</div>";f.innerHTML=c};
//]]>
</script>

</b:if>
</b:if>


Cara Pasang Read More Otomatis Terbaru di Blogspot

Updates!Kode Warna Biru berfungsi agar halaman statis tidak ikut terpenggal seperti halaman HOME.

------------------------------------------

Masih pada halaman EDIT HTML, Beri tanda centang pada "Expand widget templatelalu temukankode seperti dibawah

<data:post.body/>

Kalo sudah, ganti kode <data:post.body/> dengan semua kode dibawah ini

<b:if cond='data:blog.pageType != "item"'>
<div expr:id='"summary" + data:post.id'><data:post.body/></div>
<script 
type='text/javascript'>createSummaryAndThumb("summary<data:post.id/>");</script>
<span class='rmlink' style='float:left'><a expr:href='data:post.url'>READ MORE - 
<data:post.title/></a></span>
</b:if>
<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'><data:post.body/></b:if>



Kalo sudah silahkan klik preview kalau memang masih ragu-ragu lalu silahkan disimpan dan lihat hasilnya

Keterangan:

var thumbnail_mode = "float";  (kita dapat memutuskan apakah 
letak thumbnail berada di (float) kiri atau jika tidak silahkan ganti 
dengan (no-float)
summary_noimg = 250; (Menetapkan berapa banyak karakter akan ditampilkan 
di posting tanpa gambar / thumbnail)
summary_img = 250; (Menetapkan berapa banyak karakter akan ditampilkan di 
posting dengan gambar / thumbnail)
img_thumb_height = 120; (Thumbnail 'tinggi dalam piksel)
img_thumb_width = 120; (Thumbnail 'lebar dalam piksel)
READ MORE - Cara Pasang Read More Otomatis Terbaru di Blogspot